Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana Hukumnya Wanita Berkarier

P: Apakah hukumnya perempuan berkarier, halal atau haram?

J: Allah telah berfirman dalam Alquran: "Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. " Maka bagaimana mungkin kita mengatakan bahwa karier haram bagi seorang perempuan? Yang terpenting adalah, setiap orang memiliki tugas dan model pekerjaan masing-masing.

Seringkali orang beranggapan bahwa sesuatu yang berhadapan pastilah berlawanan. Padahal semuanya itu salah. Tidak jarang sesuatu yang berhadapan bertugas untuk saling melengkapi dan bukan untuk saling melawan. Malam akan diselimuti oleh kegelapan dan siang akan disinari oleh cahaya. Akan tetapi perbedaan tersebut untuk saling melengkapi dan bukan untuk saling menyingkirkan.

Allah berfirman dalam Alquran: "Jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah Ilah selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?

Ketika malam telah beranjak maka tugasnya akan digantikan oleh siang, sehingga setiap orang yang tidak tinggal di dalam rumah pada waktu malam untuk tidur dan beristirahat, maka mereka tidak akan melanjutkan kehidupannya pada pagi hari dengan penuh semangat.

Dari sini, kita dapat menitai bahwa antara siang dan malam terdapat hubungan saling menopang dan melengkapi dan bukan sating menghancurkan. Begitu pula dengan laki-laki dan perempuan. Mereka ingin berlomba-lomba menuju kebaikan.


Apabila kita membaca Alquran secara Iebih mendalam, pastilah kita akan mendapatkan firman Allah: "Demi malam apabila menutupi(cahaya siang), dan siang apabila terang-benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbecla-beda.

Setiap orang pasti memiliki tugas masing-masing dan dua orang yang memiliki keistimewaan yang berbeda pastilah saling membutuhkan antara satu dengan Jainnya. Setelah itu. kita melihat keberadaan manusia dan makhluk ciptaan Tuhan Iainnya yang ada di hadapannya, seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Berapa lama mereka dapat melalui masa kecilnya?

Tentu saja beragam. Ada yang hanya satu jam, satu hari, satu cahun, atau dua tahun. Manusia merupakan makhluk Tuhan yang memiliki masa kecil paling lama, karena mereka akan terus menjalaninya sampai mereka beranjak dewasa.

Allah berfirman dalam Alquran: "Dan apabila anak-a,uikmu telah sampai umur balig, maka hendaklah rnereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. 

Maka dari sini kita dapat melihat bahwa masa paling panjang dalam melalui masa kanak-kanak adalah bangsa manusia karena mereka memiliki tugas yang paling penting dalam dunia ini.

Di mana wilayah masa kecil ini berada? Dan di mana mereka harus melewati masa pengasuhannya?

Kami pun berkata kepada para ibu yang meminta kebebasan berkarier di luar rumah, "Anda telah gagal dalam membangun kewajiban utama Anda. Anda akan sibuk dengan karier sehingga tidak mendapatkan waktu luang untuk anak Anda. Seandainya Anda menyadari betapa pentingnya tugas utama Anda daiam mendidik anak."

Seorang perempuan karier dapat saja menitipkan anaknya ke pengasuhan  anak, atau menyusukan anaknya ke pembantu. Akan tetapi, ia tidak menyadari  bahwa sekalipun ia mendatangkan seribu pembantu, tapi pembantu tidak dapat  memberikan hati seorang ibu. Maka seorang ibu harus dapat memberikan rasa  kasih sayang dan kedamaian pada jiwa anak yang tumbuh secara natural.

Jadi, unsur apa yang mencegahnya Lmtuk berkarier? Ketika ia masih sendiri  dan berbakti untuk ayahnya, ketika menikah ia berbakti kepada suaminya, ketika  melahirkan anak ia mencurahkan tenaganya untuk sang anak. Tegasnya berkarier  dilingkungan mahramnya.

Dalam tradisi masyarakat perkampungan kami (Mesir)  para perempuan bekerja di luar. Mereka harus selalu disertai oleh muhrimnya  yang selalu menjaga mereka. Akan tetapi, tidak sedikit masyarakat selcarang yang  keimanannya semakin melemah sehingga mereka meninggalkan kaum perempuan  begitu saja.

Saya yakin masyarakat yang mengedepankan sisi-sisi keimanan tidak  akan membiarkan perempuan berkeluh kesah sendiri dan bekerja keras seorang  diri. Mengapa kaum perempuan harus keluar rumah untuk bekerja?

Seharusnya  kaum Iaki-Iaki mencoba mengambil alih pekerjaannva dan mencukupkan  keperluannya.

Posting Komentar untuk "Bagaimana Hukumnya Wanita Berkarier"