Sikap Optimis dalam Islam
Harapan, budi pekerti yang baik. Melapangkan dada. Meluaskan pandangan. Meneguhkan keyakinan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban terhadap agama, bangsa dan negara. Seorang mukmin yang mempunyai harapan tidak akan pernah berhenti dengan cita-citanya. Semua kesulitan dihadapinya dengan tabah dan sabar.
Dengan semangat yang menyala-nyala yang tak kunjung padam. Ia selalu berharap dan meminta kepada Tuhan agar kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dapat diatasinya. Ia tetap bekerja dan berjuang.
Bekerja dan berjuang dengan dada penuh dengan rasa optimisme.
Harapan ibarat cahaya yang selalu menerangi jalan seorang mukmin dalam gelap gulita. Harapan selalu mendorongnya bekerja terus. Ia tidak kenal menyerah dan berhenti dijalan. Dunia ini menjadi luas dan lapang dengan harapan.
Orang arif bijaksana berkata “Jika tidaklah karena harapan orang tidak akan mendirikan bangunan dan tidak pulalah petani akan menanam tumbuh-tumbuhan.
Harapan bukanlah angan-angan.
Pikiran yang melamun. Kadang timbul kadang hilang. Ucapan alangkah baiknya jika saya menjadi seorang pemimpin. Alangkah enaknya manakala saya menjadi seorang hartawan. Mempunyai rumah indah dan mobil mengkilat. Alangkah ini dan itu yang tidak disertai dengan amal perbuatan dan perhitungan yang mantap bukanlah harapan namanya. Itulah mimpi tengah hari.
Melamun namanya. Alloh sekali-kali tidak akan merubah sunah-Nya. Siapa yang ingin pintar harus belajar. Orang yang bercita-cita menjadi hartawan harus rajin dan tabah berusaha. Mengikuti norma-norma tertentu dalam dunia bisnis.
Mengetahui dan melaksanakan manajemen yang baik dalam usahanya. Seorang yang ingin menjadi pemimpin, harus membiasakan diri dengan sifat-sifat kepemimpinan. Jujur, cinta kepada rakyat, mau berkorban, luas pengetahuan, tidak mementingkan diri sendiri, berani bertanggung jawab dan lain sebagainya.
Berjuang dengan tabah mengatasi segala halangan dan rintangan dengan syarat utama dalam mencapai harapan.
Firman Alloh SWT.
Surat Al-Baqarah ayat 218
Maknanya :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mau hijrah dan berjuang pada jalan Alloh merekalah yang mengharapkan (akan mendapat) rahmat Alloh (sukses). Dan Alloh Maha Pengampun dan Pengasih.”
Gubahan penyair :
Harapan tanpa tindakan dan perbuatan tidak ada artinya. Seorang mukmin yang mempunyai harapan tidak akan duduk berpangku tangan. Ia selalu berusaha, bekerja, berjuang. Berjuang terus. Tidak kenal mengalah menghadapi kesulitan. Tidak kenal putus asa. Putus asa, hilang harapan, artinya mati.
Gubahan penyair :
Dalam harapan letaknya kemenangan. Harapan ibarat karang di laut. Tidak pecah walaupun berapa besarnya ombak dan topan. Harapan tetap tegak dalam menghadapi beraneka ragam kesulitan dan penderitaan.
Harapan demikian itulah yang akan membawa mukmin ke pulau bahagia di dunia dan dialam baqa.
Dengan semangat yang menyala-nyala yang tak kunjung padam. Ia selalu berharap dan meminta kepada Tuhan agar kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dapat diatasinya. Ia tetap bekerja dan berjuang.
Bekerja dan berjuang dengan dada penuh dengan rasa optimisme.
Harapan ibarat cahaya yang selalu menerangi jalan seorang mukmin dalam gelap gulita. Harapan selalu mendorongnya bekerja terus. Ia tidak kenal menyerah dan berhenti dijalan. Dunia ini menjadi luas dan lapang dengan harapan.
Orang arif bijaksana berkata “Jika tidaklah karena harapan orang tidak akan mendirikan bangunan dan tidak pulalah petani akan menanam tumbuh-tumbuhan.
Harapan bukanlah angan-angan.
Pikiran yang melamun. Kadang timbul kadang hilang. Ucapan alangkah baiknya jika saya menjadi seorang pemimpin. Alangkah enaknya manakala saya menjadi seorang hartawan. Mempunyai rumah indah dan mobil mengkilat. Alangkah ini dan itu yang tidak disertai dengan amal perbuatan dan perhitungan yang mantap bukanlah harapan namanya. Itulah mimpi tengah hari.
Melamun namanya. Alloh sekali-kali tidak akan merubah sunah-Nya. Siapa yang ingin pintar harus belajar. Orang yang bercita-cita menjadi hartawan harus rajin dan tabah berusaha. Mengikuti norma-norma tertentu dalam dunia bisnis.
Mengetahui dan melaksanakan manajemen yang baik dalam usahanya. Seorang yang ingin menjadi pemimpin, harus membiasakan diri dengan sifat-sifat kepemimpinan. Jujur, cinta kepada rakyat, mau berkorban, luas pengetahuan, tidak mementingkan diri sendiri, berani bertanggung jawab dan lain sebagainya.
Berjuang dengan tabah mengatasi segala halangan dan rintangan dengan syarat utama dalam mencapai harapan.
Firman Alloh SWT.
Surat Al-Baqarah ayat 218
Maknanya :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mau hijrah dan berjuang pada jalan Alloh merekalah yang mengharapkan (akan mendapat) rahmat Alloh (sukses). Dan Alloh Maha Pengampun dan Pengasih.”
Gubahan penyair :
Mengharapkan kemenangan tanpa mengikuti jalan
Ibarat mengharap kapal berlayar di daratan.
Harapan tanpa tindakan dan perbuatan tidak ada artinya. Seorang mukmin yang mempunyai harapan tidak akan duduk berpangku tangan. Ia selalu berusaha, bekerja, berjuang. Berjuang terus. Tidak kenal mengalah menghadapi kesulitan. Tidak kenal putus asa. Putus asa, hilang harapan, artinya mati.
Gubahan penyair :
Tidaklah mati orang yang mati dalam perjuangan
Sesungguhnya mati, orang hidup tidak ada harapan
Orang hidup yang selalu dalam kesedihan
Mati cita-citanya dan tidak ada kemauan
Dalam harapan letaknya kemenangan. Harapan ibarat karang di laut. Tidak pecah walaupun berapa besarnya ombak dan topan. Harapan tetap tegak dalam menghadapi beraneka ragam kesulitan dan penderitaan.
Harapan demikian itulah yang akan membawa mukmin ke pulau bahagia di dunia dan dialam baqa.
Posting Komentar untuk "Sikap Optimis dalam Islam"