Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peliharalah Lidahmu dan Hati-hatilah Waktu Berbicara

Alloh menjadikan manusia berbeda dengan makhluk lain. Manusia berfikir dan berbicara. Makhluk lain tidak bisa demikian. Alloh menjadikan lidah untuk bicara. Ia satu organ kecil di mulut. Selain dari untuk bicara lidah juga dapat merasakan rasa makanan. Pahit, asam, dan sebagainya. Lidah menjadi juru bicara menyampaikan apa yang terasa dalam kalbu manusia. Lidah menjadi alat komunikasi antar manusia.

Ucapan yang dikeluarkan lidah menjadi ukuran derajat dan kemahiran seseorang. Dengan pembicaraan yang diucapkan lidah dapat diukur pengetahuan dan buah pikiran pembicaranya. Dapat diketahui adab dan budi pekertinya. Apakah ia sopan santun, pemarah, kasar, sombong, rendah hati, dan sebagainya.

Masuk budi pekerti yang mulia memelihara lidah dari segala pembicaraan kotor. Berdusta, mengejek, bergunjing, membukakan rahasia, dan lain-lain pembicaraan kotor yang tidak layak. Banyak pembicaraan yang menimbulkan permusuhan, kemarahan, perkelahian bahkan sampai kepada peperangan.

Ada peribahasa yang berbunyi :
Perang itu mulanya perang pembicaraan

Surat Al-Ahzab ayat 70-71

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (٧٠)يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (٧١)


Maknanya :
Wahai orang-orang Yang beriman, takutilah Alloh. Dan katakanlah kata-kata yang betul niscaya Alloh akan menjadikan amalmu baik (sukses). Dan akan diampuni-Nya dosa-dosa kamu.

Firman Alloh SWT dalam Surat Ibrahim ayat 24-26


أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (٢٤)تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (٢٥)وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الأرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ (٢٦)


Maknanya :
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Alloh membuat contoh ucapan yang baik (mengajak berbuat baik, menjauhi perbuatan salah) seperti sebatang pohon yang baik (subur) uratnya kuat (terhujam kedalam tanah) dan cabangnya (menjulang tinggi) ke langit. Pohon itu berbuah terus dengan izin Tuhannya. Alloh menjadikan contoh-contoh itu untuk manusia supaya mereka ingat selalu. Dan contoh perkataan Yang buruk (seperti memfitnah, berdusta, mengajak berbuat mungkar dan lain-lain) seperti pohon yang busuk (mati) yang tercabut akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak tegak berdiri lagi.

Sabda Rasululloh : “Seorang muslim ialah yang terpelihara manusia dari lidahnya (dari perkataannya yang kasar menyakiti hati) dan tangannya (perbuatan yang menganggu orang lain). Berkata, orang bijaksana : Ikatlah lidahmu, kecuali untuk mengatakan yang benar, atau menangkis yang batal atau menyampaikan hikmah dan pelajaran, atau mengatakan sesuatu nikmat yang kamu terima.”

Pada suatu riwayat Qes bin Sa’idah dan Aksam bin Saifi berbincang-bincang : Salah seorang berkata, “Berapa banyak yang kamu ketahui aib (keburukan sifat) anak Adam, Jawab temannya ; Tidak dapat saya bilang. Tetapi saya mengetahui satu sifat yang baik. Manakala orang bersifat demikian akan tertutuplah semua aibnya. Jawab temannya ; Apakah sifat yang baik itu? “Memelihara lidah”, jawabnya.

Memelihara lidah ialah mengetahui sopan santun dan kode etik pergaulan. Memilih kata-kata yang berguna. Mengucapkannya dengan bijaksana. Suara yang lunak lembut dengan wajah yang simpatik menimbulkan rasa persaudaraan dan menguatkan perhubungan antar sesama manusia. Firman Alloh SWT.

Surat Fushshilat ayat 33-34

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (٣٣)وَلا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (٣٤)
Maknanya :
Dan barang siapa yang lebih baik perkataannya (ucapannya) daripada orang yang menyeru (mengajak) kepada (jalan) Alloh dan beramal amalan yang saleh (baik) dan berkata : “Sesungguhnya aku termasuk golongan orang muslimin. “Dan tidaklah sama kebaikan (perkataan baik) dan kejahatan (perkataan buruk dan kasar). Balaslah kejahatan itu (perkataan buruk dan kasar dari orang lain) dengan yang lebih baik (dengan ucapan yang sopan dan jawaban yang simpatik) niscaya orang yang dahulunya bermusuhan dengan kamu akan menjadi teman yang setia.

Karena perkataan itu menjadi ukuran karakter, tinggi rendah ilmu pengetahuan dan sebagai cermin yang memperlihatkan apa isi hati seseorang, maka sudah sewajarnya selalu dipilih dan dipikirkan apa yang diucapkan. Ucapan yang timbul dari pikiran yang sehat. Ucapan yang lemah lembut dan simpatik. Berbicara tidak tergopoh-gopoh. Dilihat tingkat dan derajat orang yang diajak bicara. Berbicara sesuai dengan kecerdasan pendengar. Sabda Rasululloh “Berbicaralah sesuai dengan kecerdasan pendengar”. Berbicara dengan orang pintar cukup dengan cara ringkas tidak perlu uraian panjang. Lain halnya dengan pendengar yang masih rendah tingkat kecerdasannya.

Dengan memelihara lidah, hati-hati berbicara orang akan selamat dan bahagia. Ceroboh berbicara mendatangkan mala petaka.

Gubahan penyair :
Peliharalah lidahmu dan hati-hatilah waktu berbicara
Dengan lidah orang menjadi berbahagia atau sengsara

Posting Komentar untuk "Peliharalah Lidahmu dan Hati-hatilah Waktu Berbicara"