Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Budi Pekerti, Akhlak dan Pendidikan Akhlak

Ilmu Budi Pekerti (akhlak)

Ilmu budi pekerti membahas sifat-sifat manusia yang buruk dan baik. Apakah sifat-sifat itu tetap atau mungkin dapat diubah sebagaimana tata cara pergaulan yang baik. Ilmu akhlak memberikan jalan dan membuka pintu hati orang untuk berbudi pekerti yang baik dan hidup berjasa dalam masyarakat. Berbuat dan beramal untuk mencapai kebahagian dunia akhirat. Baca juga Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak.

Pembahasan ilmu akhlak

Perbuatan atau tingkah laku manusia dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut :
1.    Perbuatan yang disengaja (iradiyah), yaitu perbuatan yang dikerjakan seseorang didorong oleh buah fikiran, usaha, dan kemauannya. Seperti menulis surat, member sedekah, berpidato, memarahi orang lain, memfitnah, dan sebagainya.

2.    Perbuatan yang tidak disengaja (tidak iradiyah), yaitu perbuatan yang terjadi secara reflek. Tidak timbul dari fikiran dan kesengajaan. Umpamanya memejamkan mata dan membuka mata setiap hari. Begitu juga usus manusia yang bekerja secara otomatis dalam mencerna makanan. Paru-paru yang mengatur pernafasan. Jantung kembang kempis mengatur perputaran darah dalam tubuh manusia. Hal-hal itu terjadi tanpa pemikiran dan ikhtiar. Ia berjalan dengan sendirinya.

Ilmu akhlak membahas perbuatan yang disengaja (iradiyah) saja. Tindak tanduk yang digolongkan kepada perbuatan baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan berpahala atau berdosa. Hal-hal yang terjadi reflek (tidak iradiyah) seperti tersebut di atas tidaklah masuk dalam pembahasan ilmu akhlak. Baca juga Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak.

Pengertian Akhlak

Menurut Imam Gazali : “ Akhlak ialah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah bertidak tanpa banyak pertimbangan lagi “. Atau boleh juga dikatakan sudah menjadi kebiasaan. Orang yang pemurah sudah biasa memberi. Ia member tanoa banyak pertimbangan lagi. Seolah-olah tangannya sudah terbuka lebar untuk itu. Begitu juga kikir. Seolah-olah tangannya sudah terpaku dalam kantongnya, tidak mau keluar mengulurkan bantuan kepada fakir miskin. Begitu juga orang pemarah. Selalu saja marah tanpa ada alasan.

Sebagian ulama mengatakan akhlak itu, suatu sifat yang terpendam dalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul waktu ia bertidak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah). Pendapat ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Imam Gazali.
budi pekerti akhlak dan mulia kebaikan moral etika hubungan diantara semuanya luhur perbedaan karakter nilai yang halus baik disebut pengertian di antara sinonim dongeng adalah pembinaan atau dalam islam seksi contoh kata program kerja puisi tentang bidang norma fungsi susila jelaskan kehidupan sehari hari kaitan manusia

PENDIDIKAN AKHLAK


Untuk mendidik seseorang supaya berakhlak baik banyak caranya. Diantaranya seperti dibawah ini:

1. Mengisi akal dan pikiran dengan ilmu pengetahuan
Akal pikiran seseorang besar sekali pengaruhnya dalam kehidupannya. Akal pikiran yang sempit dan buntu akan menjadikannya menempuh jalan yang sesat. Sebaliknya akal pikiran yang sehat berisi ilmu pengetahuan menjadi obor menerangi jalan hidupnya. Akal pikiran yang sehat berisi ilmu pengetahuan akan selalu menuntunnya ke jalan yang baik. Ia akan berbuat segala rupa yang berguna untuk dirinya, keluarganya, dan bangsanya. Firman Alloh SWT menegaskan bahwa orang-orang yang durhaka masuk neraka karena sempit pikirannya dan tidak memahami ayat-ayat Tuhan. Ayat 10 dari surat Al Mulk berbunyi :

وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ (١٠)


Maknanya :
Sekiranya kami mau mendengar atau memikiri tentu kami tidak akan menjadi sahabat (penghuni) neraka.

Gubahan penyair :

Alloh tidak menganugerahkan kepada seseorang, pemberian yang lebih baik daripada akal dan peradaban.

Cukup banyak contoh dalam sejarah bahwa akal pikiran yang sehat yang berisi ilmu pengetahuan menjadikan orang berbudi pekerti yang luhur. Selalu menempuh jalan yang benar. Bangsa Arab umpamanya semasa jahiliyah terbenam dalam lumpur kemungkaran dan kemaksiatan.

Berbunuh-bunuhan, berjudi, dan minum tuak yang memabukkan, menguburkan anak perempuan, berbuat segala rupa kejahatan. Sesudah mereka masuk Islam dan mempelajari ajarannya dengan baik, tahulah mereka mana yang berguna dan apa pula yang berbahaya. Mengertilah mereka apa yang disuruh dan mana yang dilarang. Dapatlah mereka membedakan mana yang mudharat dan apa pula yang bermanfaat.

Sesudah berilmu itu, barulah keadaan mereka berubah dari biadab menjadi sopan. Dari bangsa yang mundur terbelakang, menjadi bangsa yang maju dan menjadi teladan. Bangsa yang menjadi panutan bangsa-bangsa lain dalam ilmu pengetahuan dan peradaban.

Umat Islam dahulunya mengungguli bangsa-bangsa lain karena mereka berbudi pekerti tinggi dan berakhlak mulia.

Mereka berpegang teguh dengan ajaran Al-Qur’anul Karim dan hadis-hadis Nabi.
Dari kedua pendapat itu dapatlah diambil kesimpulan bahwa yang dikatakan akhlak ialah perbuatan, tindak tanduk seseorang yang dilakukannya dengan mudah tanpa banyak pertimbangan. Dengan lancar tanpa merasa sulit ia lakukan.

Dalam dialek Minang dikatakan sudah menjadi “perangai”. Perangai artinya tingkah laku.

Adapun perbuatan dan tindak tanduk yang dilakukan dengan terpaksa atau merasa berat untuk berbuat belumlah dikatakan akhlak. Perbuatan terpaksa atau merasa tertekan baru diperbuat bukanlah sifat seseorang, belum menjadi “perangainya”.

Umpamanya seseorang terpaksa memberikan bantuan dalam suatu pesta amal belumlah ia dapat disebutkan orang dermawan. Ia member karena malu kepada hadirin, atau karena mengharapkan pujian, mengharapkan bantuan dari pemerintah sebagai imbalan dari sumbangannya itu, dan lain-lain sebab. Seseorang dermawan ialah yang memberi bantuan itu menjadi sifatnya (perangainya).

Dimana dan apabila saja ia memberikan bantuan tanpa ada tekanan. Bantuan yang spontan keluar dari sifat pemurahnya. Itulah yang orang dermawan namanya. Sifatnya disebut pemurah (sakha).

Begitu juga sifat-sifat lain seperti berani (syajaah). Orang yang berani karena terpaksa belumlah ia dinamai pemberani. Ia berani berjihad karena didorong oleh teman-teman seperjuangan atau oleh perintah atasan dan sebagainya. Orang yang berani ialah orang yang berani bertindak yang timbul dari sifatnya yang tidak suka melihat kemungkaran.

Berani karena benar takut karena salah sudah menjadi darah dagingnya (sudah menjadi tabiatnya). Orang yang serupa itulah yang disebut orang berani (syajaah).

Posting Komentar untuk "Pengertian Budi Pekerti, Akhlak dan Pendidikan Akhlak "