Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Manfaat mempelajari ilmu akhlak

Ilmu akhlak belum menjadi jaminan yang mempelajarinya akan menjadi orang yang berakhlak baik dan jauh dari sifat-sifat yang buruk (jelek). Ilmu akhlak ibarat dokter yang hanya memberikan penjelasan penyakit yang diderita pasien dan memberikan obat-obat yang diperlukan untuk mengobatinya. Dokter menjelaskan apa dan bagaimana memelihara kesehatan pasien agar ia sembuh dari penyakitnya. Di mana dokter perlu memberikan peringatan bahaya-bahaya penyakit yang diderita pasiennya, agar ia lebih berhati-hati menjaga dirinya.

Jika pasien mau menuruti nasihat-nasihat dokter dan mau meminum obat-obat yang dianjurkan, besar harapan ia akan sehat dari penyakitnya. Tetapi, jika ia tidak mengindahkan nasihat dokter dan tidak mau meminum obat, dokter tidak dapat berbuat apa-apa. Sakit dan senang akan diderita oleh pasien. Begitu pulalah pengetahuan ilmu akhlak. Ilmu akhlak tidak memberi jaminan seseorang menjadi baik dan sopan. Ilmu akhlak membuka mata hati seseorang untuk mengetahui ini yang baik dan itu yang buruk. Begitu juga memberikan pengertian apa faedahnya jika berbuat baik dan apa pula bahayanya berbuat jahat. Silahkan baca juga Pengertian Budi Pekerti, Akhlak dan Pendidikan Akhlak.
manfaat mempelajari ilmu akhlak

Walaupun begitu seseorang yang belajar ilmu akhlak akan lebih sadar lagi dalam tindak tanduknya. Ia mengerti dan memaklumi dengan sempurna faedah berbuat baik dan bahayanya jika ia berbuat salah. Besar harapan seseorang yang mempelajari ilmu akhlak akan menjadi orang baik. Ia akan berbuat amal shaleh. Berjuang untuk agama, bangsa dan negaranya. Menjadi satu anggota masyarakat yang berani dan berjasa. Ia akan berbudi pekerti yang luhur dan mulia, terhindar dari sifat-sifat yang tercela dan berbahaya.

Nabi Besar Muhammad SAW lurus, benar, amanah, ikhlas, tepat janji, sopan santun, semuanya bersatu dengan sifat lain yang utama menjadi pakaian mereka.

Otak yang cerdas, akal yang waras dan ilmu yang luas tentang akhlak tidak selalu menjadi jaminan baiknya akhlak seseorang. Berapa banyak orang yang pintar dan mengetahui akhlak yang baik dan buruk tetapi ia, tetap saja melakukan kejahatan, korupsi, menyalahgunakan jabatan, sombong, kedekut, memecah belah persatuan umat Islam, dan lain-lain sifat buruk. Ilmunya luas, pengetahuan yang dalam tentang akhlak tidak berguna baginya. Lain ilmu lain amal perbuatannya. Orang yang bersifat demikian akan semakin jauhlah ia dari Alloh. Sabda Rasululloh :
Siapa yang bertambah ilmunya, tetapi tidak meningkat amal baiknya, ia akan semakin jauh dari Tuhannya.”

Umat Islam yang ingin mencapai kebahagian dunia akhirat harus ilmu pengetahuannya seimbang dengan amal perbuatannya. Ilmu tanpa amal tidak ada artinya. Membersihkan pribadi dengan ilmu dan perbuatan itulah yang membawa kebahagian. Firman Alloh SWT.

Surat As-Syamsu ayat 9-10
َقَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (٩)وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (١٠)
Sesungguhnya beruntunglah (menanglah dunia akhirat) orang yang membersihkan dirinya (dari sifat-sifat yang jahat). Dan sesungguhnya merugilah (sengsaralah) siapa yang mengotorkan dirinya (dengan tindak laku yang jahat).

2. Bergaul dengan orang-orang yang baik
Manusia suka meniru orang lain. Ia mencontoh pakaian, perhiasan, dan gaya hidup masyarakat sekitarnya. Ia juga meniru dan mengikuti tingkah laku teman sejawatnya. Begitu yang biasanya terjadi dalam masyarakat. Bergaul dengan orang yang berani menjadikan seseorang berani pula.

Bergaul dengan orang yang penakut membawa ia ikut penakut. Banyak orang pintar dan anak yang cerdas karena ia suka berteman dengan orang-orang yang cerdas, tekun belajar. Tidak membuang-buang waktu.

Akhlak manusia berbagai corak dan ragamnya. Ada yang buruk dan ada pula yang baik. Ada yang buruk total dan ada pula yang setengah baik. Teman yang baik dapat ditiru dan diteladani amal perbuatannya. Teman yang mau memberi nasihat waktu salah dan menegur apabila sesat.

Teman yang suci hatinya. Nur iman menerangi jiwanya. Aura perbuatan baik menjadi wataknya. Firman Alloh SWT.

Surat An-Nisaa ayat 69
َوَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا (٦٩)

Sesungguhnya yang mengikuti Alloh dan Rasulnya, maka ia bersama dengan orang-orang yang diberi Alloh nikmat yaitu nabi-nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang syahid (pejuang yang jadi korban kebenaran), dan orang-orang yang salih. Orang-orang (yang seperti itulah) yang baik menjadi teman.”

Kebanyakan ahli-ahli pendidikan berpendapat bahwa anak-anak didik dalam suatu kelas hendaklah sebaya umurnya dan tingkatan kecerdasannya. Hal itu untuk menjaga agar budi pekerti mereka tidak mengetahui bermacam perbuatan yang tidak baik di luar sekolah. Pergaulan menjadikan anak-anak didik hampir serupa tingkah lakunya. Seolah-olah mereka sudah bersatu dalam tindak tanduknya. Mungkin semua menjadi baik atau sebaliknya. Begitulah menularnya sifat buruk atau baik. Sabda Rasululloh :

Riwayat Bukhari dan Muslim
Sifat seseorang sama dengan orang yang disukainya (teman sepergaulannya).”

Abdullah bin Zaid berkata :
“Sifat seseorang jangan ditanya, tanya saja siapa temannya. Setiap orang selalu mencontoh sifat teman yang dipergaulinya.”

Lukman memberi nasihat kepada anaknya :
Wahai anakku! Janganlah sekali-kali kamu bergaul dengan orang-orang jahat. Jangan keluar bersama mereka. Takutilah azab yang akan menimpa mereka dan juga akan menimpa kamu. Bergaullah dengan orang-orang yang baik dan berilmu. Dengan pergaulan yang baik itu Alloh akan menghidupkan hati-hati yang mati sebagaimana hujan menghidupkan tanah yang tandus dengan tumbuh-tumbuhan.

3. meninggalkan sifat pemalas
Malas dan terbiasa duduk-duduk berpangku tangan tanpa amal, dapat merusak kesehatan. Semua organ tubuh menjadi lesu. Orang yang duduk berpangku tangan itu kelihatannya tidak berdaya. Ia menjadi bodoh dan dungu. Sering melamun perbuatan yang tidak baik. Akhirnya jatuh ke lembah kehinaan. Sebaiknya orang bekerja dengan giat, berjuang dengan ulet untuk mencapai cita-citanya, sehingga tidak ada waktunya yang terbuang percuma. Ia akan terjauh dari sifat dan perbuatan jahat. Ia dapat memilih apa yang sesuai dengan wataknya. Menjadi sarjana, pedagang, wartawan, industriawan, tentara pembela bangsa, menjadi guru, dan lain sebagainya.

Dengan bekerja keras orang akan terhindar dari segala perbuatan jahat. Ia akan menjadi orang baik, berguna kepada agama, bangsa, dan negaranya. Firman Alloh SWT.

Surat Al-‘Ashr ayat 1-3
َوَالْعَصْرِ (١)إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢)إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)

Maknanya :
Demi masa.
Sesungguhnya manusia tetap selalu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh (giat bekerja), wasiat mewasiati dengan yang hak dan sabar (mengajak orang berbuat baik dan bersifat tabah dalam perjuangan menegakkan kebenaran).

Orang yang berbahagia ialah orang yang banyak amal perbuatannya. Banyak jasanya kepada masyarakat.

Gubahan penyair :
Duduk berpangku tangan tidak membawa kebahagiaan. Bekerjalah karena Tuhan mentaati-Nya sebagai insan.

4. Merubah kebiasaan buruk
Sesuatu perbuatan yang sudah dilakukan seringkali ia akan menjadi tabiat, susah merubahnya. Tabiat atau kebiasaan jahat bisa menjadi darah daging yang sulit sekali memisahkannya.

Mabuk dan berjudi umpamanya tabiat jahat yang amat sulit sekali orang keluar dari lingkarannya. Berputar-putar ke sana kemari akhirnya kembali juga ke sana.

Untuk meninggalkan sifat-sifat buruk memerlukan kemauan keras, tekad yang membaja, serta kesadaran yang mendalam.

Jika memang ada kemauan tentu ada jalan. Where there is a will there is a way. Di antara cara-cara yang dapat dilakukan merubah tabiat buruk itu ialah sebagai berikut.

a.    Kemauan yang keras membaja untuk merubah. Berani memaksakan diri berbuat dan melakukan segala sesuatu yang bertentangan dengan kebiasaan jahat yang telah dilakukan. Jika bakhil dipaksakan diri supaya pemurah.

Disediakan uang dikantong untuk fakir miskin. Dibiasakan dengan member. Jika biasa minum-minuman keras, dibuang semua botol-botolnya dan diganti dengan minuman yang halal, begitulah seterusnya.

Jika perlu ia boleh mengatakan kepada teman sejawat dan ibu bapaknya bahwa ia sudah bertekad tidak akan berbuat ini dan itu lagi. Pemberitahuan itu akan menambah kuat tekadnya.

b.    Jangan sekali-kali meninggalkan perbuatan baik yang baru dicoba sebagai ganti dari tingkah laku jahat yang baru ditinggalkan. Walaupun berat dan sulitnya meninggalkan kebiasaan lama itu, ia harus berjuang dengan segala daya upaya. Dengan demikian, besar harapan ia akan berhasil memperbaiki budi pekertinya.

Tetap selalu berlatih dengan tabah melakukan cara hidup yang baru. Jika dahulunya pemarah, sekarang dilatih menjadi peramah. Kebiasaan bakhil ditukar dengan pemurah. Berjudi diganti dengan berolahraga dan lain-lain yang dapat melupakan berjudi itu. Begitulah seterusnya.
Orang-orang yang pintar berpendapat bahwa untuk meninggalkan kebiasaan buruk yang sudah mendarah daging itu, hendaklah dengan sekaligus. Memang akan berat dan sulit berbuat demikian. Tetapi beratnya hanya pada permulaan.

Setelah dicoba beberapa kali akan hilanglah rasa sulit itu. Ada orang yang menghentikan merokok karena nasihat dokter membahayakan kondisi badannya yang sudah kurus kering. Ia langsung membuang pipa rokoknya, asbak, korek api, dan semua sisa-sisa sigaret yang masih ada di rumah. Tiada lama kemudian kondisi tubuhnya berubah dengan cepat menjadi baik. Ia menjadi gemuk dan sehat berseri-seri wajahnya. Kalau mau baik memang begitulah caranya. Sabda Rasululloh :

Riwayat Bukhari dan Muslim
Sungguh sabar bersama itu, kesulitan itu hanyalah pada permulaan.

c.    Hendaklah bertindak mengubah dan meninggalkan kebiasaan jahat yang sudah pernah dilakukan secepat mungkin sebagai realisasi dari tekadnya. Setelah tekad itu bulat langsung bertindak. Jangan ditunggu besok atau lusa. Langsung kerjakan sekarang juga. Don’t wait till tomorrow what you can do today. Yang sulit bukanlah tekad ini dan itu tanpa dilaksanakan itu melamun namanya. Atau kata orang mimpi di tengah hari.
Gubahan penyair:
Jika ada cita-citamu kerjakanlah segera, Cita-cita yang ter-pendam tidak berguna.

5. Membiasakan membaca sejarah (otobiografi) orang-orang ternama
Membaca sejarah orang-orang besar memberikan suatu inspirasi dalam jiwa. Akhirnya akan timbul cita-cita dan keinginan untuk meniru dan meneladan. Membaca sejarah orang-orang besar itu menimbulkan jiwa baru yang mendorong untuk bertingkah laku yang baik dan meninggalkan perbuatan jahat. Timbul keinginan mencontoh perjuangan orang-orang besar itu. Sejarah pemimpin-pemimpin dunia yang harum namanya : Gandi, Muhammad Hatta, Musthafa Kamal, Churchil, Washington, dan lain-lain sebagainya.

Sejarah rasul-rasul banyak disebutkan dalam Al-Qur’anul Karim. Nabi Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi besar Muhammad SAW. Semua itu akan memberi kesan dan pelajaran yang dapat mengubah tingkah laku seseorang. Firman Alloh SWT.

Surat Yusuf ayat 111
َ لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأولِي الألْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (١١١)


Maknanya :
Sesungguhnya kisah-kisah (sejarah) Rasul-rasul itu menjadi pelajaran bagi siapa saja yang berpikiran (yang mau mengambil pelajaran).”

Selain dari membaca sejarah merenungkan kata-kata mutiara dari orang-orang besar itu juga besar pengaruhnya dalam mengubah tingkah laku setiap orang. Umpamanya kata Bung Hatta : “Kurang ilmu dapat diajar, kurang jujur susah merubahnya”. “Menjadi pemimpin untuk menyerahkan pimpinan kepada yang dipimpin”.

Waktu tentaranya memberitakan bahwa melalui gunung Alpen sulit, Napoleon berkata, “Hendaklah pegunungan Alpen itu menyingkir”. Waktu Khalid bin Walid dengan tentaranya mendarat di pantai Spanyol ia langsung memerintahkan membakar semua kapal yang membawa tentaranya. Ia berkata, “Musuh di hadapanmu. Laut di belakangmu. Jika kamu maju kemenangan di tanganmu. Jika kamu mundur laut akan menelanmu”. Kata-kata mutiara seperti itu member semangat dan cita-cita luhur. Silahkan baca juga Pengertian Budi Pekerti, Akhlak dan Pendidikan Akhlak

Posting Komentar untuk "Manfaat mempelajari ilmu akhlak"