Kultum Keutamaan Bulan Ramadhan
شهر رمضان شههر كتب الله عليكم صيامه وسننت لكم قيامه، فمن صامه وقامه ايمانا واحتسابا خرج من ذنوبه كيوم ولدته امه
"Bulan Ramadhan, bulan di mana Allah telah mewajibkan kamu sekalian berpuasa, dan aku sunahkan kamu sholat malam. Barang siapa puasa Ramadan dan shalat malam dengan dasar iman dan ihtizab, dia keluar dari dosa-dosanya sebagaimana hari dia dilahirkan ibunya ". (H.R. Ibnu Majah dan Al Baihaqi)
Menurut petunjuk Allah SWT dalarn Al Quran surat Taubat : 36, dalam satu tahun ada empat bulan yang tergolong bulan-bulan mulia.
Tetapi mengapa Allah tidak mewajibkan manusia berpuasa pada bulan bulan mulia yang empat itu, melainkan mewajibkan hamba-Nya puasa pada bulan ramadhan?
Tentang kemuliaan bulan-bulan yang empat tersebut kita tidak meragukannya lagi. Tetapi di dalam bulan Ramadan, terdapat peristiwa- peristiwa besar dan penting yang tidak terdapat pada keempat bulan- bulan mulia itu.
Seperti telah kita maklumi bersama, bahwa sebelum ayat l83 sura Al Baqarah itu turun, Nabi Muhammad SAW beserta kaumnya puasa pada bulan Muharram, yaitu puasa Asyura. Tetapi kemudian Ailah mewajibkan umat Muhammad untuk puasa pada bulan Ramadan. Ini pasti merupakan petunjuk bahwa bulan Ramadan itu buian yang mulia atau syahrun mubarakun (bulan yang penuh berkah).
Diriwayatkan, bahwa ketika Nabi Musa as. mendapat kesempatan berdialog dengan Allah SWT di tempat suci Thua bernama. ia bertanya: "Ya Allah, adakah Engkau memuliakan seseorang seperti aku ini yang teJah mendengar percakapan Engkau? Allah menj awab: "Ada hamba- Ku yang kelak pada akhir zaman akan Aku muliakan dengan bulan Ramadan, merekalah yang lebih dekat kepada-Ku daripada engkau. Karena Aku bercakap-cakap dengan engkau melewati tujuh puluh ribu dinding.
Tetapi jika umat Muhammad berpuasa sampai memutih bibimya dan memucat wajahnya waktu berbuka, maka akan Aku angkat dinding-dinding itu. Hai Musa, bahagialah mereka yang lapar dan dahaga di bulan Ramadan yang tidak akan Aku balas kurang daripada menemuiAku.
Dalam ajaran Islam, kita yakini hanya ada dua Nabi dan Rasul yang langsung mendapat kehormatan dialog dengan Allah SWT yaitu, Nabi Musa as. di tempat yang suci bernama Thua (lihat Al Quran surat Thaha : 9-14) dan Nabi Besar Muhammad SAW di Sidratul Muntaha ketika Mi'raj. Namun bagi umat Nabi Muhamamd SAW yang melaksanakan puasa bulan Ramadan, akan mendapatkan kehormatan yang sama dengan yang diberikan kepada Nabi Musa, bahkan tanpa melewati tujuh puluh ribu dinding yang itu berlaku ketika Nabi Musa berdialog dengan Allah SWT.
Mengenai keutamaan Ramadan, Nabi Besar Muhammad SAW bersabda:
اعطيت امتي خمسة اشياء لم تعط لاحد قبلهم
"Diberikan kepada umatku lima perkara, yang Lima perkara itu belum pernah diberikan kepada umat-umat sebelnmnya".
Lima perkara itu adalah :
1. "Pada malam pertama bulan Ramadan Allah memandang mereka dengan rahmat dan kasih sayang. Dan barang siapa dipandang oleh Allah dengan rahmat dan kasih sayang, maka tidak akan disiksa sesudahnya, selamanya ".
Jadi di malam bulan Ramadan Allah SWT memberikan grasi kepada hamba-Nya. Sudah barang tentu hanya hamba-Nya yang mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya saja yang akan dilihat oleh Allah dengan pandangan kasih sayang serta akan dibebaskan dari siksa. Berpuasa di siang hari, ruku' dan sujud di malam hari melaksanakan berbagai macam ibadah yang wajib maupun yang sunah.
2. "Allah memerintahkan kepada malaikat untuk memintakan ampunan bagi umatku"
Kalau malaikat memohonkan ampun kepada Allah untuk kita umat Muhammad, pasti doa malaikat itu didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT, apalagi hal itu yang menyuruh adalah Allah SWT sendiri.
Apakah kemudian semua orang yang hidup sesudah Nabi Muhammad itu termasuk umat Muhammad yang pada gilirannya nanti akan dimohonkan ampun oleh malaikat? Pasti tidak. Yang dimohonkan ampun hanyalah umat Nabi Muhammad dan yang dimaksud umat Nabi Muhammad ialah orang yang mengikuti sunah-sunah beliau.
Kemudian, bagaimana sunah yang dilakukan Rasulullah selama bulan Ramadan? Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas, menyatakan :
كان النبي صلى الله عليه وسلم اجود الناس وكان ما اجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل فيدارسه القرآن فلرسول الله حين يلقاه جبريل اجود بالخير من الريح المرسلة لا يسأل عن شيئ الا اعطاه
"Adalah Rasulullah SA W orang yang paling murah tangannya. Beliau sangatmurah di bulan Ramadan,di kala Jibril mendatanginya untuk mentadaruskan Al Quran. Sungguh ketika Rasulullah didatangi Jibril, lebih sangat berlaku murah dari angin yang berhembus. Tidak dimintakan kepadanya sesuatu, kecuali beliau memberikan. "
ان رائحة فم الصيام اطيب عندالله من ريح المسك
3. "Bau mulut orang yang berpuasa itu Iebih harum daripada kasturi di hadapan Allah."
Nah, di sinilah kita semakin yakin, bahwa yang dinilai oleh Allah SWT bukan fisik lahiriyah, bukan jasmaniah manusia, tetapi yang di nilai adalah ketakwaannya,'niatnya, dan keikhlasannya.
Memang secara lahiriyah jelas bau mulut orang yang berpuasa tidak enak, bau busuk. Tetapi keadaan itu adalah disebabkan orang melakukan takwa kepada Allah, yaitu puasa, maka nilainya dihadapan Allah SWT justru jauh lebih harum daripada minyak kasturi atau minyak wangi apapun yang terharum.
Di sinilah letak kebenaran sabda Rasulullah SAW yang artinya:
"Sesungguhnya Allah tidak melihat rupamu, tidak melihat fisik, dan tidak melihat hartamu, tetapi Allah melihat hatimu dan amalmu. (H.R. Thabrani)
يقول الله تعالى للجنة اتحذي زينتك ويقول طوبى لعباده المؤمنين هم اوليائي
4. "Allah berfirman kepada surga: "Hai surga, bersiap-siaplah menghiasi diri" dan Allah berfirman kepada mereka: "Bahagialah hamba-Ku yang mukmin, mereka adalah kekasih- Ku."
Sejak awal Ramadan,Allah SWT telah memerintahkan surga agar menghiasi diri dan siap-siap untuk menerima kedatangan hamba-Nya yang taat kepada-Nya. Di samping itu Allah SWT menyatakan bahwa mereka adalah kekasih-Nya. Ini sebagai pernyataan Allah yang berisi penghormatan kepada hamba-Nya yang benar-benar mau menyambut dan mengisi Ramadan dengan berbagai macam kegiatan terpuji, menjadi kekasih Allah dan akan disambut mesra dengan surga Jannatun na'im (tempat segala macam kenikmatan).
يغفر الله تعالى لهم جميعا
5. "Allah SWTmengampuni mereka semua.
Ramadan adalah waktu yang paling tepat untuk menyesali dan memperbaiki segala macam amal perbuatan yang tidak baik. Rasanya memang tidak ada seorang pun yang dapat menghitung berapa banyak dosa yang dilakukan selama setahun diluar Ramadan oleh manusia. Namun kita pun harus yakin pula, bahwa ampunan Allah SWT jauh lebih besar dari dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh manusia.
Ampunan Allah SWT akan diberikan kepada hamba-Nya yang melakukan taubat di bulan suci Ramadan ini. Caranya disamping menyesali dan meninggalkan amal perbuatan buruk yano pernah dilakukan, juga dihiasi dengan meningkatnya ibadah kepada Allah. meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. Karena dengan meningkatkan ibadah kepada Allah, kita yakin segala kejelekan dan dosa akan diampuni oleh Allah SWT, sesuai dengan firman-firman-Nya:
ان الحسنات يذهبن السيئات
Artinya: "Sesungguhnya perbuatan perbuatan yang baik itu dapat menghapus kaiz perbuatan-perbuatan jelek ( dosa) ". (Q.S. Hud : 114)
Allahumma ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tiada Tuhan yang patut disembah kccuali Engkau. Engkau pencipta kami dan kami adalah hamba Engkau. Kami tetap pada janji Engkau dan perintah Engkau sekuat tenaga kami. Kami mohon perlindungan Engkau dari kejahatan yang kami perbuat. Kami mengakui nikmat Enokau dari kejahatan yang kami perbuat. Maka, ampunilah ya Allah dosa-dosa kami. Sesungguhnya tidak ada seorang pun yang sanggup mengampuni dosa selain Engkau.
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
"Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirut, dan peliharalah kami dari api neraka " . (Q.S. Al Baqarah : 201)
Posting Komentar untuk "Kultum Keutamaan Bulan Ramadhan "