Mengenal Bacaan Gharib dalam Al Quran Beserta Jenisnya
Bacaan gharib merupakan salah satu hukum dalam membaca Al Quran. Meskipun tidak banyak buku tajwid yang membahas hukum ini, umat muslim sudah semestinya memahami hukum bacaan gharib.
Sebelum masuk pada penjelasannya, bacaan gharib ini sudah dimulai sejak turunnya Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW pertama kali yang disertai dengan pembacaan sempuna dari pembawanya, yaitu Malaikat Jibril.
Melansir dari buku yang bertajuk Dasar-dasar Ilmu Tajwid karya Dr. Marzuki, M.Ag dan Sun Choirol Ummah, S.Ag., M.S.I., di antara bacaan ayat-ayat Al Quran yang dibacakan oleh Malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW terdapat bacaan-bacaan gharib tersebut. Hingga sekarang, bacaan-bacaan gharib ini terus terpelihara dalam pembacaan Al Quran yang diajari oleh para guru Al Quran.
Pengertian Bacaan Gharib
Berdasarkan terminologinya, seperti yang dikutip dari buku Argumentasi Bacaan Gharib dan Musykilat yang ditulis oleh Abdul Muhaimin dan Mas'ulil Munawaroh, kata gharib merupakan bentuk jamak yang diambil dari kata gharaib yang mempunyai arti di antaranya adalah sesuatu yang tidak dikenal, sesuatu yang aneh, sesuatu yang sulit dimengerti atau sulit dipahami.
Secara singkat, bacaan gharib dapat diartikan sebagai bacaan-bacaan yang jarang atau tidak banyak dalam Al Quran. Selain itu, sebagian dari bacaan-bacaan yang tergolong ke dalamnya mempunyai kekhususan dalam hal membacanya.
Menurut riwayat Imam Hafsh yang tertulis dalam buku Tuntunan Belajar Tajwid bagi Pemula karya Zaki Zamani, ada beberapa bacaan gharib yang berlaku di Indonesia, di antaranya adalah sebagai berikut.
Jenis Bacaan Gharib Menurut Imam Hafsh
1. Saktah, bacaan saktah ditandai dengan huruf sin kecil (س) atau dengan tulisan lengkap saktah (ساكته). Cara membacanya dengan berhenti sejenak tanpa bernapas sepanjang dua harakat.
Contoh bacaan saktah:
- QS. Yasin ayat 52, yaitu قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ
- QS. Al Qiyamah ayat 27, yaitu وَقِيلَ مَنْ ۜ رَاقٍ
2. Isymam, bacaan isymam terjadi pada huruf nun yang bertasydid yang merupakan gabungan dari 2 huruf nun dan berdampingan satu sama lain. Sebab itu, salah satu nun tersebut dihapus. Contoh bacaan ini hanya ada satu dalam Al Quran.
Contoh bacaan isymam:
- QS. Yusuf ayat 11, yaitu لَا تَأْمَنَّا (dibaca dengan isyarat bibir dimonyongkan)
3. Imalah, bacaan ini berarti membaca fathah ( ﹷ ) yang condong ke kasrah ( ِ- ). Contoh bacaan imalah juga hanya terdapat pada salah satu surat dalam Al Quran.
Contoh bacaan imalah:
- QS. Hud ayat 41, yaitu مَجْرَاهَا (dibaca majreha).
4. Tashil, bacaan tashil pun hanya ada satu dalam Al Quran, yaitu ditandai dengan 2 hamzah yang saling berurutan. Hamzah yang pertama dibaca tahqiiq seperti hamzah pada umumnya. Sedangkan hamzah yang kedua dibaca tashil.
Cara membacanya dengan membunyikan hamzah seperti huruf ha' yang samar, yaitu antara bunyi hamzah dengan bunyi alif.
Contoh bacaan tashil:
- QS. Fussilat ayat 44, yaitu أَأَعْجَمِيٌّ
5. Naqel, bacaan naqel berarti memindahkan kasrah ( ِ- ) pada huruf hamzah ke huruf sebelumnya. Contoh bacaan ini pun hanya terdapat pada satu surat.
Contoh bacaan naqel:
- QS. Al Hujurat ayat 11, yaitu بِئْسَ الِاسْمُ (dibaca bi' salismul)
Itulah penjelasan mengenai bacaan gharib beserta jenisnya. Semoga bisa dipahami ya, sahabat hikmah!
Posting Komentar untuk "Mengenal Bacaan Gharib dalam Al Quran Beserta Jenisnya"